Monday, September 16, 2013

Observasi

            Disadari atau tidak observasi telah menjadi bagian dalam hidup kita sehari-hari, yaa.. observasi adalah nama lain dari pengamatan, tentunya kita sering kan melakukan pengamatan terhadap sesuatu. Namun, observasi ini ada yang ilmiah ada juga yang hanya mengamati saja (tidak ilmiah).
            Sewaktu saya mengikuti kuliah psikologi klinis dosen saya berkata, “sebagai psikolog atau sarjana psikologi kemempuan observasi itu sangat penting agar kita tidak hanya mengandalkan hasil dari tes semata. Kemampuan observasi itu bukan sesuatu yang terberi, melainkan harus kita asah. Kalo naik transjakarta atau kereta iseng-iseng aja mengamati seseorang hehhe”. Begitulah yang dikatakan dosen saya, tapi itu hanya pengamatan biasa bukan ilmiah. Mari kita lihat bagaimana observasi yang ilmiah…

 Definisi Observasi:
·    Observasi adalah mengamati dengan tujuan untuk mendapatkan data tentang suatu masalah sehingga diperoleh pemahaman sebagai alat untuk membuktikan informasi yang telah diperoleh sebelumnya.
·   Observasi dapat dipahami sebagai semua jenis proses atau berikut hasilnya yang melibatkan  pembuatan kesimpulan dan pemaknaan data-data dari setiap keadaan atau kejadian pada realitas yang bisa dialami, sebagaimana terjadi pada ilmu pengetahuan lain tentang pengalaman[1].
·   Menurut Kerlinger (1990), observasi adalah prosedur sistematis dan baku untuk memperoleh data[2].


  1.     Observasi dalam Psikodiagnosik:
Berkaitan dengan proses penyelidikan untuk mengidentifikasi dan memahami variabel psikologis untuk penegakan diagnosis psiologis. Agar dapat menjadi metode yang akurat maka harus dilakukan oleh peneliti yang melewati latihan-latihan yang memadai dan telah memiliki persiapan yang teliti dan lengkap[3]. Oleh karena itu hal ini menjadi pro dan kontra mengenai validitas dan reabilitasnya karena orang yang melakukan observasi haruslah paham betul mengenai metode ini.

       2. Tujuan Observasi:
·         Mendeskripsikan setting yang dipelajari
·         Mendeskripsikan aktivitas yang berlangsung
·         Menjelaskan orang yang terlibat dalam aktivitas
·         Makna kejadian dilihat dari perspektif mereka yang terlibat

 .    3.  Jenis Observasi:
1.      Observasi Sistematik
·       Disebut juga observasi terstruktur; ada kerangka yang memuat faktor-faktor dan ciri-ciri khusus dari setiap faktor yang diamati.
·       Lebih menekankan pada segi frekuensi dan interval waktu tertentu (misalnya setiap 10 menit).
·         Hal yang perlu diperhatikan:
ü  Isi dan luas observasi terbatas sesuai dengan rumusan khusus
ü  Memungkinkan responsdan peristiwa dicatat secara lebih teliti, dan mungkin dikuantifikasikan
ü  Dapat menggunakan one way screen
2.      Observasi Eksperimental
·         Mengendalikan unsure-unsur penting ke dalam situasi sehingga situasi tersebut dapat diatur sesuai dengan tujuan riset dan dapat dikendalikan untuk mengurangi atau menghindari bahaya timbulnya faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi situasi
·         Ciri penting:
ü  Subjek dihadapkan pada situasi perangsang yang dibuatseragam atay berbeda
ü  Situasi dibuat sedemikian rupa untuk memunculkan variasi perilaku
ü  Situasi dibuat sedemikan rupa sehingga subjek tidak mengetahui maksud observasi
3.      Observasi Partisipan
·    Orang yang mengadakan observasi turut ambil bagian dalam kehidupan orang-orang yang diobservasi
·  Umumnya untuk penelitian yang eksploratif. Menyelidiki perilaku individu dalam situasi sosial seperti cara hidup, hubungan sosial dll.
·         Perlu diperhatikan:
ü  Materi observasi disesuaikan dengan tujuan observasi
ü  Waktu dan bentuk pencatatan: segera setelah kejadian dgn kata kunci. Kronologis-sistematis
ü  Hubungan: mencegah kecurigaan, pendekatan yang baik dan menjaga situasi tetap wajar
ü  Kedalaman partisipasi tergantung pada tujuan dan situasi.
4.      Unobtrusive dan Obstrusive
·    Unobtrusive: metode dimana tidak mengganggu lingkungan sosial, tidak terlibat dengan penduduk, tanpa berinteraksi dngan subjek melalui pertanyaan atau perlakuan lainnya
·  Termasuk unobtrusive methods: tulisan dan rekaman audio visual, materi budaya(objek fisik), jejak-jejak perilaku, arsip pekerjaan, pakaian atau benda lain di museum, isi dari buku di perpustakaan, hardware techniques; kamera, video, rekaman politik dll.
·      Obtrusive: wawancara, kuesioner, eksperimen manipulative, tes
ü  Experimental manipulation dipandang sebagai non reactive (unobtrusive) jika tidak disadari oleh subjek (Bochner, 1979)
5.      Observasi Formal dan Informal
·     Observasi Formal: mempunyai sifat terstruktur yang tinggi, terkontrol dan biasanya untuk penelitian. Observasi formal perlu mengidentifikasi definisi secara hati-hati, menyusun data, melatih observer dan menjaga reliabilitas antar rater, pencatatan-analisis-interpretasi menggunakan prosedur yang sophisticated
·  Observasi Informal: mempunyai sifat yang lebih longgar dalam hal kontrol, elaborasi, sifat terstruktur. Lebih mudah dan lebih berpeluang untuk digunakan diberbagai keadaan. Observasi ini sering disebut naturalistic observation

             4.  Alasan psikolog melakukan observasi:
1.  Memungkinkan mengukur banyak perilaku yang tidak dapat diukur dengan menggunakan alat ukur psikologi yang lain. Banyak terjadi pada anak-anak.
2. Prosedur testing formal seringkali tidak ditanggapi serius oleh anak-anak sebagaimana orang dewasa, sehingga observasi menjadi metode pengukur utama.
3.  Observasi dirasakan lebih tidak mengancam dibandingkan cara pengumpulan data yang lain. Pada anak-anak observasi menghasilkan informasi yang lebih akurat dibandingkan orang dewasa sebab orang dewasa akan memperlihatkan perilaku yang dibuat-buat bila merasa sedang diobservasi (faking good)







[1] http://repository.unpad.ac.id/bitstream/handle/123456789/356/observasi_dalam-_anamnesa.pdf?sequence=2
[2] Kerlinger, Fred N. 1990. Asas-asas Penelitian Behavioral. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
[3] http://www.slideshare.net/wicaksana/psikodiagnostik-observasi-14333762

2 comments: