Observasi
Disadari atau tidak observasi telah
menjadi bagian dalam hidup kita sehari-hari, yaa.. observasi adalah nama lain
dari pengamatan, tentunya kita sering kan melakukan pengamatan terhadap
sesuatu. Namun, observasi ini ada yang ilmiah ada juga yang hanya mengamati
saja (tidak ilmiah).
Sewaktu saya mengikuti kuliah
psikologi klinis dosen saya berkata, “sebagai psikolog atau sarjana psikologi kemempuan
observasi itu sangat penting agar kita tidak hanya mengandalkan hasil dari tes
semata. Kemampuan observasi itu bukan sesuatu yang terberi, melainkan harus
kita asah. Kalo naik transjakarta atau kereta iseng-iseng aja mengamati
seseorang hehhe”. Begitulah yang dikatakan dosen saya, tapi itu hanya
pengamatan biasa bukan ilmiah. Mari kita lihat bagaimana observasi yang ilmiah…
Definisi Observasi:
· Observasi
adalah mengamati dengan tujuan untuk mendapatkan data tentang suatu masalah
sehingga diperoleh pemahaman sebagai alat untuk membuktikan informasi yang
telah diperoleh sebelumnya.
· Observasi
dapat dipahami sebagai semua jenis proses atau berikut hasilnya yang
melibatkan pembuatan kesimpulan dan
pemaknaan data-data dari setiap keadaan atau kejadian pada realitas yang bisa
dialami, sebagaimana terjadi pada ilmu pengetahuan lain tentang pengalaman[1].
· Menurut
Kerlinger (1990), observasi adalah prosedur sistematis dan baku untuk
memperoleh data[2].
- Observasi dalam Psikodiagnosik:
Berkaitan dengan proses penyelidikan untuk mengidentifikasi
dan memahami variabel psikologis untuk penegakan diagnosis psiologis. Agar dapat
menjadi metode yang akurat maka harus dilakukan oleh peneliti yang melewati
latihan-latihan yang memadai dan telah memiliki persiapan yang teliti dan
lengkap[3].
Oleh karena itu hal ini menjadi pro dan kontra mengenai validitas dan
reabilitasnya karena orang yang melakukan observasi haruslah paham betul
mengenai metode ini.
2. Tujuan Observasi:
·
Mendeskripsikan
setting yang dipelajari
·
Mendeskripsikan
aktivitas yang berlangsung
·
Menjelaskan
orang yang terlibat dalam aktivitas
·
Makna
kejadian dilihat dari perspektif mereka yang terlibat
. 3. Jenis Observasi:
1. Observasi Sistematik
· Disebut
juga observasi terstruktur; ada kerangka yang memuat faktor-faktor dan ciri-ciri
khusus dari setiap faktor yang diamati.
· Lebih
menekankan pada segi frekuensi dan interval waktu tertentu (misalnya setiap 10
menit).
·
Hal
yang perlu diperhatikan:
ü Isi dan luas observasi terbatas
sesuai dengan rumusan khusus
ü Memungkinkan responsdan peristiwa
dicatat secara lebih teliti, dan mungkin dikuantifikasikan
ü Dapat menggunakan one way screen
2. Observasi Eksperimental
·
Mengendalikan
unsure-unsur penting ke dalam situasi sehingga situasi tersebut dapat diatur
sesuai dengan tujuan riset dan dapat dikendalikan untuk mengurangi atau menghindari
bahaya timbulnya faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi situasi
·
Ciri
penting:
ü Subjek dihadapkan pada situasi
perangsang yang dibuatseragam atay berbeda
ü Situasi dibuat sedemikian rupa untuk
memunculkan variasi perilaku
ü Situasi dibuat sedemikan rupa
sehingga subjek tidak mengetahui maksud observasi
3. Observasi Partisipan
· Orang
yang mengadakan observasi turut ambil bagian dalam kehidupan orang-orang yang
diobservasi
· Umumnya
untuk penelitian yang eksploratif. Menyelidiki perilaku individu dalam situasi
sosial seperti cara hidup, hubungan sosial dll.
·
Perlu
diperhatikan:
ü Materi observasi disesuaikan dengan
tujuan observasi
ü Waktu dan bentuk pencatatan: segera
setelah kejadian dgn kata kunci. Kronologis-sistematis
ü Hubungan: mencegah kecurigaan,
pendekatan yang baik dan menjaga situasi tetap wajar
ü Kedalaman partisipasi tergantung pada
tujuan dan situasi.
4. Unobtrusive dan Obstrusive
· Unobtrusive:
metode dimana tidak mengganggu lingkungan sosial, tidak terlibat dengan
penduduk, tanpa berinteraksi dngan subjek melalui pertanyaan atau perlakuan
lainnya
· Termasuk
unobtrusive methods: tulisan dan rekaman audio visual, materi budaya(objek
fisik), jejak-jejak perilaku, arsip pekerjaan, pakaian atau benda lain di museum,
isi dari buku di perpustakaan, hardware techniques; kamera, video, rekaman
politik dll.
· Obtrusive:
wawancara, kuesioner, eksperimen manipulative, tes
ü Experimental manipulation dipandang
sebagai non reactive (unobtrusive) jika tidak disadari oleh subjek (Bochner,
1979)
5. Observasi Formal dan Informal
· Observasi
Formal: mempunyai sifat terstruktur yang tinggi, terkontrol dan biasanya untuk
penelitian. Observasi formal perlu mengidentifikasi definisi secara hati-hati,
menyusun data, melatih observer dan menjaga reliabilitas antar rater, pencatatan-analisis-interpretasi
menggunakan prosedur yang sophisticated
· Observasi
Informal: mempunyai sifat yang lebih longgar dalam hal kontrol, elaborasi,
sifat terstruktur. Lebih mudah dan lebih berpeluang untuk digunakan diberbagai
keadaan. Observasi ini sering disebut naturalistic
observation
4. Alasan psikolog melakukan observasi:
1. Memungkinkan mengukur banyak perilaku
yang tidak dapat diukur dengan menggunakan alat ukur psikologi yang lain. Banyak
terjadi pada anak-anak.
2. Prosedur testing formal seringkali
tidak ditanggapi serius oleh anak-anak sebagaimana orang dewasa, sehingga
observasi menjadi metode pengukur utama.
3. Observasi dirasakan lebih tidak
mengancam dibandingkan cara pengumpulan data yang lain. Pada anak-anak
observasi menghasilkan informasi yang lebih akurat dibandingkan orang dewasa
sebab orang dewasa akan memperlihatkan perilaku yang dibuat-buat bila merasa
sedang diobservasi (faking good)
Thanks ya untuk postingnya ini...izin share...
ReplyDeleteAlhamdulillah,, dipermonggo Mas..
ReplyDelete